Jumat, 05 Agustus 2016

Ternak Kambing Tanpa Ngarit Tiap Hari Dengan Pakan Fermentasi Dari Suplemen Terbaik

KTMM - Ternak kambing saat ini masih menjadi salah satu usaha sampingan yang sering kita jumpai di berbagai daerah ,dan karena di setting  sebagai jenis sampingan maka dengan pengetahuan yang seadanya para peternak kambing hanya melakukan pola ternak yang sama dari tahun ke tahun.
hqdefault
Yang terjadi adalah mereka jarang sekali menghitung secara bisnis apakah potensi nya sudah benar-benar masksimal atau bahkan baru setengah atau malah mungkin baru seuprit .Tidak bisa dipungkiri bahwa mayoritas peternak tidak menghitung secara cermat kalkulasi bisnis ternak kambing ,dan sebenarnya sangat disayangkan.
Kurang nya pengetahuan terhadap ilmu-ilmu peternakan baru ,membuat hasil dari bisnis sampingan ternak kambing ibarat kata hanya bisa di fungsikan untuk beli baju lebaran saja ,nah cara pemberian pakan fermentasi ini adalah satu dari banyak cara memaksimalkan hasil ternak para peternak tradisional.
Metode Pembuatan Pakan Fermentasi ini beberapa fungsinya adalah :
  1. Membuat efektif biaya yang dikeluarkan peternak .Mayoritas peternak kambing tidak menghitung ongkos upah diri sendiri ketika mereka harus meluangkan beberapa jam untuk mencari pakan kambing baik dengan cara merumput ,cari jerami atau cari pakan hijauan .Dengan penggunaan metode pakan fermentasi para peternak bisa membuat pakan dalam jumlah banyak dan bisa disimpan ,jadi mereka tidak harus banyak meluangkan waktu untuk cari pakan ,karena mereka selalu mempunyai stok berlimpah pakan fermentasi .Waktu cari pakan yang bisa digantikan oleh jenis pakan fermentasi ini bisa di gunakan untuk melakukan hal produktif lainnya.
  2. Mampu membuka dan memberikan wawasan baru mengenai perkembangan ilmu peternakan sehingga hasil peternakan para peternak tradisional pun meningkat dan bisa memenuhi kebutuhan daging kambing untuk indonesia sehingga tidak perlu melakukan impor daging kambing
Cara membuat pakan fermentasi pakan kambing dengan media jerami padi
Bahan dan Ukuran :
  1. 1000 kg jerami padi ,dipilih yang sudah kering ,kemudian dicacah panjang 5 cm ,tujuan pencacahan jerami ini untuk memudahkan terjadinya proses fermentasi dan ketika nanti pakan fermentasi sudah siap diberikan ke kambing ,ternak kambing akan mudah memakan dan mengunyahnya.
  2. 20-25 liter ,tetes atau molase bila tidak ada dapat diganti dengan gula yang di larutkan
  3. 1 botol, probotik / SOC (Suplemen Organik Cair)
  4. 250-300 liter ,air untuk melarutkan probiotik dan tetes/15lt untuk jerami basah
Peralatan :
  1. Temapt untuk Fermentasi Jerami dapat berupa tembok semen ,bis semen ,drum sesuai kemampuan dan jumalh ternak
  2. Alat pemotong ,sabit atau sejenisnya atau bisa menggunakan mesin pencacah jerami
  3. Ember atau timba ,gembor ,terpal plastik ,atau karung plastik
Cara membuat :
  1. Sediakan Tempat fermentasi ,pastikan kondisinya bagus
  2. Jerami kering atau bahan-bahan kering yang telah ada di potong-potong dengan ukuran kurang lebih 5 cm
  3. Larutkan tetes serta probiotik /SOC dengan air menjadi satu sesuai perbandingan bahan-bahan diatas
  4. Siapkan terpal plastik untuk alas mencampur antara  jerami dengan campuran tetes SOC-HCS dan air
  5. Jerami padi yang sudah di potong ditaruh di atas terpal sedikit demi sedikit sambil disiram larutan air tetes dan Probiotik / SOC sesuai perbandingan diatas sampai merata dan jerami kelihatan basah
  6. Setelah jerami benar-benar telah disiram rata dengan larutan tersebut ,jerami dimasukkan ke dalam wadah sedikit demi sedikit sambil dimampatkan /di injak-injak supaya padat
  7. Setelah mampat (padat) wadah tutup hingga rapat betul ,usahakan agar udara benar-benar kosong
  8. Setelah 7 hari jerami tersebut baru dapat di mulai diberikan pada Ternak Kambing sesuai dengan kebutuhan dan selama bahan tersebut belum habis setelah mengambil bahan dari silo supaya ditutup kembali dengan rapat
  9. Penempatan silo supaya terhindar dari genangan air ,terhindar dari terik matahari dan air hujan tidak boleh masuk ke dalam silo
Cara memberikan :
  • Pemberian diberikan dua kali pagi dan sore hari dengan ukuran : bobot kambing x 3% pakan kering (jerami ynag telah di fermentasi)
  • Ditambah makan tambahan berupa katul yang baik (kualitas 1) sebanyak 0,5 kg/ekor
Dengan pakan Fermentasi, kita dapat menekan pengeluaran selama produksi dan perawatan karena mampu mempercepat pertumbuhan ternak pedaging dan meningkatkan kesuburan ternak petelur.

Manfaat Penggunaan Probiotik / SOC

  1. Membantu mengurangi tingkat stres pada hewan dan menekan timbulnya penyakit pada ternak Anda.
  2. Meningkatkan antibodi, sehingga hewan ternak tidak mudah sakit.
  3. Mengurangi angka kematian hewan ternak
  4. Memberikan efek merangsang nafsu makan pada hewan ternak.
  5. Mempercepat pertumbuhan hewan ternak dan meningkatkan produksi daging,
  6. Selain produksi daging, SOC juga baik untuk perkembangbiakan hewan ternak.
  7. SOC membantu meningkatkan kesuburan pada hewan
  8. Mempertinggi kualitas telur pada hewan unggas, maupun perkembangbiakan hewan ternak lain seperti kambing dan sapi.

Cara Penggunaan Probiotik / SOC

JENIS TERNAK
TAKARAN
TEKNIK APLIKASI
Unggas (ayam, itik)2,5 cc atau 1/4 tutup botol SOC + 15 liter air2 x sehari
Kambing5 cc atau 1/2 tutup botol SOC + 15 liter air2 x sehari
Sapi10 cc atau 1 tutup botol SOC + 16 liter air2 x sehari

KELOMPOK TANI


KTMM - Pengertian Kelompok Tani
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian  No.273/Kpts/OT.160/4/2007, kelompoktani adalah kumpulan petani/peternak/ pekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi, lingkungan (sosial, ekonomi, sumber daya) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota.
Menurut Purwanto (2007), kelompoktani adalah kumpulan petani-nelayan yang didasarkan atas kesamaan, keserasian satu lingkungan sosial budaya untuk mencapai tujuan yang sama, dengan demikian kelompoktani mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1)       Beranggotakan petani-nelayan;
2)       Hubungan antara anggota erat;
3)       Mempunyai pandangan, kepentingan yang sama dalam mengelolah usahataninya;
4)       Mempunyai kesamaan jenis komoditas usaha;
5)       Usahatani yang diusahakan merupakan sebuah ikatan fungsional/bisnis;
6)       Mempunyai  tujuan  yang  sama.

Ciri-ciri Kelompoktani 
Ciri-ciri kelompoktani yakni: a) saling mengenal, akrab dan saling percaya diantara sesama anggota; b) mempunyai pandangan dan kepentingan yang sama dalam usahatani; c) memiliki kesamaan dalam tradisi dan atau pemukiman, hamparan usaha, jenis usaha, status ekonomi maupun sosial, bahasa, pendidikan dan ekologi; dan d) ada pembagian tugas dan  tanggung jawab  sesama  anggota  berdasarkan  kesepakatan  bersama.
Adapun unsur pengikat kelompoktani adalah sebagai berikut:
1)     Adanya kepentingan yang sama diantara para anggotanya;
2)     Adanya kawasan usahatani yang menjadi tanggung jawab bersama diantara para anggotanya;
3)     Adanya kader tani yang berdedikasi untuk menggerakkan para petani dan kepemimpinannya diterima oleh sesama petani lainnya;
4)     Adanya kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh sekurang-kurangnya sebagian besar anggotanya; dan
5)     Adanya dorongan atau motivasi dari tokoh masyarakat setempat untuk menunjang  program  yang  telah  ditentukan.

Fungsi Kelompoktani
Pembinaan kelompoktani-nelayan diarahkan untuk memberdayakan petani nelayan agar memiliki kekuatan mandiri, yang mampu menerapkan inovasi (teknis, sosial dan ekonomi), mampu memanfaatkan azas skala ekonomi dan mampu menghadapi resiko usaha, sehingga memperoleh tingkat pendapatan dan kesejahteraan yang layak, untuk itu pembinaan diarahkan agar kelompoktani dapat berfungsi sebagai kelas belajar mengajar, sebagai unit produksi, serta sebagai wahana kerjasama menuju kelompoktani sebagai  kelompok  usaha  (Pusluhtan, 2002).
a.    Kelas belajar: Kelompoktani merupakan wadah belajar mengajar bagi anggotanya guna meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap (PKS) serta tumbuh dan berkembangnya kemandirian dalam berusaha tani sehingga produktivitasnya meningkat, pendapatannya bertambah serta kehidupan  yang  lebih  sejahtera.
b.    Wahana kerjasama: Kelompoktani merupakan tempat untuk memperkuat kerjasama diantara sesama petani dalam kelompoktani dan antar kelompoktani serta dengan pihak lain. Melalui kerjasama ini diharapkan usaha lainnya akan lebih efisien serta lebih mampu menghadapi ancaman, tantangan,  hambatan  dan  gangguan.
c.    Unit produksi: Usahatani yang dilakukan oleh masing-masing anggota kelompoktani, secara keseluruhan harus dipandang sebagai suatu kesatuan usaha yang dapat dikembangkan untuk mencapai skala ekonomi, baik dipandang  dari  segi  kuantitas,  kualitas  maupun  kontinuitas.

Klasifikasi Kelompoktani
Pusluhtan (1996), menjelaskan bahwa klasifikasi kelompoktani-nelayan ditetapkan berdasarkan nilai yang dicapai oleh masing-masing kelompok dari hasil evaluasi dengan menggunakan  lima  jurus  kemampuan  kelompok.
Menurut BPSDMP (1996), bahwa kelas kemampuan kelompoktani-nelayan ditetapkan berdasarkan nilai yang dicapai oleh masing-masing kelompok untuk lima tolak ukur/jurus kemampuan  kelompok,  yakni dengan  kriteria nilai 0 sampai dengan 1000. 
Berdasarkan nilai tingkat kemampuan tersebut, masing-masing kelompoktani-nelayan  ditetapkan  kelasnya  dengan  ketentuan sebagai berikut: 
a.    Kelas Pemula, merupakan kelas terbawah dan terendah dengan mempunyai nilai 0 sampai dengan 250.
b.    Kelas Lanjut, merupakan kelas yang lebih tinggi dari kelas pemula dimana kelompoktani-nelayan sudah melakukan kegiatan perencanaan meskipun masih terbatas, dengan mempunyai nilai 251 sampai dengan  500.
c.    Kelas Madya, merupakan kelas berikutnya setelah kelas lanjut dimana kemampuan kelompoktani-nelayan lebih tingggi dari kelas lanjut yaitu dengan nilai 501 sampai dengan 750.
d.    Kelas Utama, merupakan kelas kemampuan kelompok yang tertinggi, dimana kelompoktani-nelayan sudah berjalan dengan sendirinya atas dasar prakarsa dan swadaya sendiri. Nilai kemampuan diatas 750.
Berdasarkan SK Menteri Pertanian No.41/Kpts.OT.210/1/1992, tentang pedoman pembinaan kelompoktani-nelayan, maka pengakuan terhadap kemampuan  kelompok  diatur  sebagai  berikut:
a.     Kelas Pemula, dengan piagam yang ditandatangani oleh Kepala Desa.
b.     Kelas Lanjut, dengan piagam yang ditandatangani oleh Camat.
c.      Kelas Madya, dengan piagam yang ditandatangani oleh Bupati/Walikota.
d.     Kelas Utama, dengan piagam yang ditandatangani oleh Gubernur.

Pembinaan dan Pemberdayaan
Pembinaan kelompoktani diarahkan untuk memberdayakan petani agar memiliki kekuatan mandiri, yang mampu menerapkan inovasi (teknis, sosial dan ekonomi), mampu memanfaatkan azas skala ekonomi dan mampu menghadapi resiko usaha, sehingga mampu memperoleh  tingkat  pendapatan  dan  kesejahteraan  yang  layak.
Untuk mencapai hal tersebut, penyuluhan pertanian dilakukan melalui pendekatan kelompok, membina terjalinnya kerjasama individu petani dalam proses belajar-mengajar untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, proses produksi untuk mencapai skala ekonomi, serta proses kerjasama melalui pembinaan hubungan melembaga dengan Koperasi Unit Desa (KUD) dan kerjasama dengan pelaku ekonomi lainnya (swasta dan BUMN) untuk pengelolaan usahatani mulai dari pengadaan sarana, kegiatan budidaya, pengolahan dan pemasaran hasil, dan selanjutnya kelompok dapat meningkatkan kerajasama sebagai kelompok usaha sehingga akan meningkatkan kemampuan petani untuk meningkatkan produktivitas pendapatan dan kesejahteraannya (Pusluhtan, 1996).
Di samping itu, sesama petani yang sudah maju dapat membentuk asosiasi satu komoditas atau kombinasi komoditas pertanian dengan menciptakan kerjasama profesional dikalangan produsen komoditas pertanian dalam  mencapai  tujuan  komersial.
Untuk meningkatkan peranan petani dalam pembangunan pertanian, khususnya dalam memecahkan berbagai masalah pembangunan di wilayahnya, menyampaikan aspirasinya kepada pemerintah, maka dipilih kontaktani-nelayan yang handal di setiap desa sebagai Kontaktani-nelayan Andalan (KTNA), yang selanjutnya membentuk Kelompok KTNA pada tingkat kecamatan, kabupaten/ kota, provinsi dan nasional. Dengan demikian, petani-nelayan akan turut berperan dalam pembangunan di wilayahnya maupun pembangunan nasional, khususnya  dalam  sektor  pertanian.
Pembinaan dan pengembangan kelembagaan petani-nelayan diharapkan semakin mengembangkan kemandirian dan kemampuan kelompok, sehingga para penyuluh pertanian dan instansi terkait dapat menyusun program pembinaan yang terarah dalam meningkatkan kemampuan kelompoktani di wilayah  kerjanya.
Pusluhtan (1996), menjelaskan bahwa penilaian kelas kemampuan kelompoktani dilaksanakan berdasarkan lima jurus kemampuan kelompok, yang selanjutnya dinilai dengan menggunakan indikator-indikator tertentu,  yaitu:
a.       Kemampuan merencanakan kegiatan untuk meningkatkan produktivitas usahatani (termasuk pasca panen dan analisis usahatani) para anggotanya, dengan penerapan rekomendasi yang tepat dan memanfaatkan sumberdaya alam secara optimal,  Indikator:
§   Kemampuan merencanakan pemanfaatan SDA yang tersedia;
§   Kemampuan merencanakan usaha kelompok guna mencapai skala usaha;
§   Kemampuan merencanakan pelaksanaan rekomendasi teknologi;
§   Kemampuan merencanakan pengadaan sarana produksi;
§   Kemampuan merencanakan pengadaan atau pengembalian kredit;
§   Kemampuan merencanakan pengolahan dan pemasaran hasil;
§   Kemampuan merencanakan kegiatan dalam meningkatkan PSK; dan
§   Kemampuan melakukan analisis usahatani.

b.       Kemampuan melaksanakan dan mentaati perjanjian dengan pihak lain, Indikator :
§   Kemampuan memperoleh kemitraan usaha yang menguntungkan bagi usahatani kelompok;
§   Mampu membuat perjanjian kerjasama dengan mitra usaha/pihak lain;
§   Mampu memperoleh hak kelompok sesuai perjanjian dengan pihak lain;
§   Kemampuan melaksanakan kewajiban kelompok sesuai perjanjian dengan pihak lain;
§   Mampu saling memberi informasi dalam kerjasama dengan pihak lain;
§   Kemampuan menerapkan 5 tepat (kualitas, kuantitas, harga, waktu dan tempat) dalam kerjasama dengan pihak lain; dan
§   Kemampuan mentaati peraturan/perundangan yang berlaku.

c.        Kemampuan pemupukan modal dan pemanfaatan pendapatan secara rasional, Indikator :
§   Kemampuan memupuk modal, baik dari tabungan anggota, penyisihan hasil usaha, simpan pinjam maupun pendapatan dari usaha kelompok;
§   Kemampuan mengembangkan modal usaha di bidang produksi, pengolahan hasil dan atau pemasaran untuk mencapai skala ekonomi;
§   Kemampuan  memanfaatkan pendapatan secara produktif;
§   Kemampuan mengadakan dan mengembangkan fasilitas atau sarana kerja;
§   Kemampuan mendapatkan dan mengembalikan kredit dari Bank atau pihak lain.

d.       Kemampuan meningkatkan hubungan yang melembaga antar kelompoktani-nelayan dengan KUD, Indikator:
§   Kemampuan mendorong anggotanya menjadi anggota koperasi/KUD;
§   Kemampuan meningkatkan pengetahuan perkoperasian bagi anggota;
§   Kemampuan memperjuangkan anggotanya menjadi pengurus koperasi;
§   Kemampuan memanfaatkan pelayanan yang disediakan koperasi/KUD;
§   Kemampuan meningkatkan kegiatan kelompok menjadi salah satu kegiatan utama koperasi/KUD;
§   Kemampuan menjadikan kelompok sebagai Tempat Pelayanan Koperasi (TPK) atau Unit Usaha Otonom (UUO) koperasi/KUD;
§   Kemampuan menjadikan koperasi/KUD sebagai penyedia sarana, pelaksana pengolahan atau pemasaran hasil;
§   Kemampuan untuk menabung dan memperoleh pinjaman/kredit dari koperasi/KUD; dan
§   Kemampuan untuk berperan serta memajukan koperasi/KUD.

e.        Kemampuan menerapkan teknologi dan pemanfaatan informasi serta kerjasama kelompok yang dicerminkan oleh tingkat produktivitas dari usahatani para anggota kelompok, Indikator:
§   Kemampuan secara teratur dan terus menerus mencari, menyampaikan, meneruskan dan memanfaatkan informasi;
§   Kemampuan melaksanakan kerjasama antar anggota dalam pelaksanaan seluruh rencana kelompok;
§   Kemampuan melakukan pencatatan dan evaluasi untuk peningkatan usahatani;
§   Kemampuan meningkatkan kelestarian lingkungan;
§   Kemampuan mengembangkan kader kepemimpinan dan keahlian dari anggota kelompok;
§   Tingkat produktivitas usahatani seluruh anggota kelompok (dibandingkan dengan rata-rata produktivitas komoditas sejenis di daerah yang bersangkutan);
§   Tingkat pendapatan usahatani seluruh anggota kelompok (dibandingkan dengan rata-rata daerah yang bersangkutan untuk satuan tertentu); dan
§   Tingkat kesejahteraan petani seluruh anggota kelompok (komposisi jumlah keluarga prasejahtera, sejahtera I, II dan III dibandingkan dengan  rata-rata  daerah  yang  bersangkutan.

Dinamika Kelompoktani





















Menurut Purwanto (2007), dinamika kelompoktani adalah seluruh aktivitas dari kekuatan interen dan eksteren secara interaktif dari seluruh anggota kelompok. Sedangkan kelompok dikatakan dinamis apabila semua unsur yang  ada dalam kelompok berinteraksi dan berperan sesuai fungsinya,
Selanjutnya untuk mengukur kedinamisan dalam suatu kelompok dapat dilihat dari segi:
1)    pertemuan kelompok;
2)    produksi usahatani meningkat;
3)    adanya rencana kerja;
4)    pengurus aktif (berfungsi);
5)    norma kelompok  ditaati;
6)    adanya  tabungan;
    7)     pendapatan dan Kesejahteraan.

Populasi Ternak Perkumpulan Kelompok Tani Muda Mandiri Bulan Juli 2016

Populasi Ternak Perkumpulan Kelompok Tani Muda Mandiri Bulan Juni 2016

Populasi Ternak Perkumpulan Kelompok Tani Muda Mandiri Bulan Mei 2016

Popuplasi Ternak Perkumpulan Kelompok Tani Muda Mandiri Bulan April 2016

Populasi Ternak Perkumpulan Kelompok Tani Muda Mandiri Bulan Maret 2016

Populasi Ternak Perkumpulan Kelompok Tani Muda Mandiri Bulan Februari 2016

Populasi Ternak Perkumpulan Kelompok Tani Muda Mandiri Bulan Januari 2016