KTMM – Akhir-akhir ini, sering kita jumpai bermacam-macam model pertanian modern seperti hidroponik, akuaponik hingga sistem polybag organik, semakin berkembang di tengah-tengah masyarakat akibat semakin menyempitnya lahan pertanian.
Pemerintah juga tengah mendorong penggunaan teknologi pertanian modern, untuk menggantikan sistem konvensional yang selama ini membuat tingginya biaya produksi. Kini Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI melalui Balitbang KP berhasil menciptakan teknik bertani yang disatukan dengan kolam ikan dengan sebutan Bumina dan Yumina.
“Bumina itu buah dan ikan, sedangkan yumina artinya sayuran dan ikan,” ucap Sujimanto, Kepala penyuluhan pertanian Desa Cempoko Sawit, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Menurut Sujimanto, baik teknik Yumina maupun Bumina sampai saat ini baru diperkenalkan di Kabupaten Boyolali saja khususnya di Desa Cempoko Sawit.
Bumina dan Yumina merupakan teknik bertani dimana pada bagian pinggir kolam ikan berdiri deretan pot-pot ukuran sedang yang bisa ditanami oleh aneka buah dan sayuran, untuk proses penyiramannya sendiri dilakukan melalui pipa-pipa yang saling terhubung antar pot yang secara otomatis menyedot air kolam lalu dialirkan ke pot-pot yang sudah saling terkoneksi pipa tersebut.
“Jadi, airnya mengalir secara bergantian selama 10 menit sekali ke sisi kanan dan sisi kiri kolam, pompa airnya sudah dibuat begitu jadi selama 10 menit teraliri air, lalu surut dan 10 menit kemudian teraliri air lagi. Begitu seterusnya secara bergantian antara sisi kanan dan sisi kiri kolam,” jelas Sujimanto.
Dikatakan Sujimanto, keunggulan dari sistem Bumina dan Yumina ini yaitu dapat memanfaatkan satu lahan untuk melakukan budidaya ikan sekaligus bertani sayur-sayuran maupun buah-buahan.
Kelebihan lain dengan menggunakan sistem ini yaitu selama proses perawatan, tanaman tidak perlu di pupuk karena nutrisi sudah tersedian dari aliran air yang membawa feses ikan sehingga tercipta pertanian yang organik.
Sujimanto menambahkan, model Bumina dan Yumina ini sangat cocok dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga atau ibu-ibu PKK karena perawatannya mudah dan tidak harus memerlukan lahan yang luas.
Sebagai media tanam, pot sayuran bisa diisi dengan batu ekrikil pada bagian dasar, lalu ditutupi oleh akar aren.
Bagaimana, Apakah anda tertarik untuk mencoba sistem ini?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar