Selasa, 24 Mei 2016

Persepsi Mengenai Alam dalam Budaya Pedesaan

Alam Indonesia begitu indah, namun kenapa masyarakat kita tidak bisa memanfaatkannya dengan maksimal? Apakah budaya kita tidak mendukung untuk terlaksananya ekploitasi dan ekplorasi alam Nusantara?

Persepsi sangat mempengaruhi bagaimana manusia berbuat. Semua berawal dari pikiran,  kita tidak bisa melihat apa yang telah terjadi sebagai sesuatu yang spontan begitu saja. Untuk itu, sebelum kita berbicara banyak mengenai kenapa pembangunan di pedesaan begitu lambat maka kita harus menelaah terlebih dahulu bagaimana orang desa mempersepsikan alam yang ada di sekitarnya.
Memahami persepsi ini penting untuk bisa menentukan pola pembangunan seperti apa yang sesuai dengan budaya setempat. Misalnya, budaya yang sangat memelihara alam sebagai sumber penghidupan tidaklah cocok apabila diterapkan pola pembangunan industrial sebagaimana yang telah terjadi di kota-kota besar. Namun, kita pun tidak bisa stagnan begitu saja tanpa melakukan apa-apa. Untuk itu, konsep-konsep yang telah ditetapkan sebaiknya bisa menjadi solusi bagi warga lokal. Dan yang terpenting, bisa 'masuk' ke dalam pola pikir warga.

Sikap Orang Timur
Nilai budaya yang dipengaruhi oleh ajaran Hindu dan Budha membuat kebijaksanaan Timur bersifat kontemplatif, tertuju kepada tinjauan kebenaran. Dengan demikian, berpikir kontemplatif dipandang sebagai puncak perkembangan rohani manusia. Pemikir Timur lebih menekankan segi dalam dari jiwa, dan realitas di belakang dunia empiris dianggap sebagai sesuatu yang hanya lewat dan bersifat khayalan. Timur lebih menekankan disiplin mengendalikan diri, sederhana, tidak mementingkan dunia, bahkan menjauhkan diri dari dunia. Sesuatu yang baik menurut Timur tidak terdapat hanya dalam dunia benda, tidak dengan memanipulasi alam, mengubah masyarakat dan mencari kesenangan bagi dirinya. Akan tetapi, yang baik itu diperoleh melalui pencarian zat yang satu, di dalam diri kita atau di luarnya.
Di Timur  dicari keharmonisan dengan alam, sebab alam memberi kehidupan, memberi makanan, tempat berteduh, bahan untuk seni dan sains. Nafsu untuk memperoleh hikmah atau kerinduan akan keselamatan dan kebebasan diri dari penderitaan dunia, bagi Dunia Timur cukup kuat. Ide keselamatan ini besar pengaruhnya dalam membentuk mentalitas, teori dan praktekbangsa Timur. Jalan untuk memperoleh ini semua tidak terletak pada akal budinya, tetapi dilalui melalui meditasi, tirakat (ascetic) dan mistik.
Sikap orang Timur terhadap alam adalah menyatu dengan alam, tidak  memaksakan diri dengan mengeksploitasi alam, bahkan menginginkan harmoni dengan alam karena alam merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Kalau alam binasa, maka manusia pun akan binasa. Untuk menjaga hubungan yang harmonis terkadang muncul ekspresi kongkrit dalam bentuk hubungan mistik manusia dengan alam. Nilai kehidupan Timur yang tertinggi datang dari dalam, seperti nrimo kenyataan, mencari ketenangan dan waktu demi kesenangan, belajar dari pengalaman, menyatukan diri. Terkadang nilai spiritual yang dalam itu membuat sikap memuliakan kesendirian dan kemiskinan, menghindar untuk membangun dunia, hidup sederhana dan dekat dengan kehidupan alamiah. Ringkasnya, Dunia Timur menginginkan kekayaan hidup, bukan kekayaan benda, tenang tenteram, menyatu diri, fatalisme, pasivitas dan menarik diri.

 Sikap Orang Barat
Di Barat orang lebih condong menekankan dunia empiris sehingga mereka maju dalam sains dan teknologi. Melalui pengaruh Yunani, Barat  berkembang  dalam pengetahuan deskriptif dan spesialisasi. Dukungan sikap Barat yang lebih besar tekanannya kepada realitas dan nilai waktu menyebabkan perkembangan yang pesat dalam filsafat prosesi pengonsepan evolusi kreatif serta kemajuan. Dengan demikian, waktu mempunyai peran dalam keselamatan manusia. Manusia dengan alam menurut konsep Barat adalah terpisah. Alam sebagai dunia luar harus dieksploitasi. Hal ini terlukis dalam kata-kata: menaklukan luar angkasa, menaklukan alam dan hutan rimba.

Persepsi Islam
"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan."
(QS. Al-Qoshosh(28):77)

Dalam Islam, sikap pertengahan sangat dikedepankan. Islam, tidak memperbolehkan manusia untuk merusak alam, namun tidak memperbolehkan 'mendiamkan' alam. Alam sebagai sumber rezeki bagi ummat dan menjadi bentuk ibadah apabila kita memanfaatkannya.
Islam tidak pernah mengajarkan bahwa alam harus 'dibiarkan' begitu saja seakan mencari kekayaan dari alam adalah sesuatu yang terlarang. Itu keliru. Apabila ada yang menganggap bahwa memanfaatkan potensi alam bisa membawa kerusakan di muka bumi itu hanyalah akal-akalan pihak yang ingin melemahkan ummat Islam. Pemikiran itu datang dari para sufi yang seakan merasa paling soleh ketika 'menghindar dari keindahan dunia'. Padahal, dunia ini sebagai perantara bagi kita untuk masuk surga-Nya.
Sayangnya, warga desa sendiri memiliki pemikiran yang 'campur aduk' mengenai persepsi mereka tentang alam. Sedikit sekali yang menganggap alam ini sebagai sumber kehidupan sehingga harus dimanfaatkan dengan maksimal. Celakanya, para Ulama di pedesaan justru mengajarkan pemahaman yang keliru mengenai alam ini. Ulama kita lebih terpengaruh oleh ajaran Hindu-Budha yang menganggap alam harus 'dibiarkan' begitu saja.
Untuk mengubah pemikiran itu, bisa dengan cara 'revolusioner' yakni industrialisasi pedesaan. Di desa, harus ada agen pembaharu yang bisa membawa masyarakat pada kemajuan industri dengan memanfaatkan alam dan segala potensinya.

Ayo Membangun Desa Pertambahan Penduduk sebagai Modal Utama Pembangunan Pedesaan

Penduduk desa akan terus bertambah, seiring dengan itu mesti ada sebuah program yang menjadikan fenomena tersebut menjadi 'berkah' bukan sebaliknya. Sebelum program yang dimaksud dicanangkan, harus ada prinsip yang menjadi landasan berpikir atas apa yang akan dilakukan di kemudian hari.

Bertambahnya penduduk dari hari ke hari sebagai imbas dari perubahan zaman. Saya mencoba melihat fenomena ini sebagai berkah dari Yang Maha Kuasa. Berpikir positif saja, bahwa ledakan demografi yang terjadi bukanlah sebagai 'biang masalah' sebagaimana yang ditakutkan banyak orang. Saya selalu melihat individu di muka bumi ini sebenarnya memiliki peran krusial bagi terbentuknya sebuah peradaban yang lebih baik.
Abad 21 yang sedang kita jalani ini adalah abad ilmu pengetahuan. Maka dari itu, manusia yang lahir ke dunia sebenarnya 'menyimpan' pengetahuan tersembunyi yang dititipkan oleh Sang Illahi. Individu-individu inilah yang akan membangun desa, nantinya. Potensi tersembunyi dari setiap manusia sebenarnya adalah 'sesuatu' yang harus digali dan dimanfaatkan dengan maksimal. Untuk itu, apabila melihat pertambahan penduduk ini sebagai biang masalah itu artinya penguasa tidak sanggup menggali potensi tersembunyi yang ada pada setiap orang.
Proses penggalian potensi ini memang menjadi tugas 'berat' dunia pendidikan. Namun, apabila kita membebankan semuanya pada pendidikan formal dirasa kurang bijaksana. Saya tetap melihat industri harus menjadi pemimpin bagi program penggalian potensi individu ini. Mengapa? Hanya industri saja yang sekiranya bisa mewadahi setiap minat dan bakat manusia. Sektor lain, bisakah?
Apa yang saya kemukakan memang terdengar optimistis. Itu dikarenakan saya percaya bahwa di masa depan kehidupan akan jauh lebih baik dibanding hari ini. Kreatifitas manusia bisa menangani permasalah hidup yang menghadangnya. Otak manusia bisa menciptakan berbagai 'keajaiban' yang sebelumnya tidak ada. Manusia masa lalu mungkin tidak menyangka bahwa teknologi akan berkembang begitu pesat. Begitu pun manusia masa kini, tidak bisa memprediksi teknologi apalagi yang bisa diciptakan manusia masa depan. Kita tidak perlu khawatir dengan berkurangnya lahan, berkurangnya pasokan pangan, transportasi dan masih banyak lagi kekhawatiran apabila terjadi ledakan penduduk di bumi. Manusia pasti punya cara mengatasi semuanya, karena itulah tugas manusia menjadi 'pemelihara' bumi ini.

Ketakutan yang Berlebihan
Ketakutan 'ledakan penduduk' hanyalah cara untuk mengubah budaya guyub yang ada di pedesaan. Masyarakat tidak dihadapkan pada realita bahwa manusia akan bertambah, sehingga diajak berpikir untuk menyelesaikan masalah, bukan justru menghindar dari masalah. Ketakutan-ketakutan itu datang karena berkaca pada potret buram masa lalu dan tidak memandang cerah masa depan.
Persepsi warga negara berkembang yang 'bodoh' dan tidak peduli memang masih menghantui para ekonom dan pemangku kebijakan. Mereka khawatir bila nantinya warga menjadi susah diatur dan terjadi begitu banyak penyimpangan sosial. Padahal,  itu hanya sebagian kecil saja. Di negara maju pun itu terjadi. Nantinya, manusia memiliki perubahan cara berpikir dan tidak akan terpaku pada situasi yang merugikan mereka. Proses berpikir dan belajar itulah yang menjadi alasan kita untuk tetap optimis.

Kota Baru Seperti Di Eropa
Coba kita membayangkan, apabila suatu hari nanti desa-desa yang ada menjadi sebuah kota baru dengan penduduk yang banyak. Jumlah demografi itu bisa menjadi potensi pasar bagi produk-produk pengusaha setempat. Juga, sebuah kemudahan merekrut tenaga kerja bagi perusahaan yang baru berkembang. Kita jangan membayangkan sebuah kota yang macet, sumpek dan semrawut tetapi bayangkanlah sebuah kota layaknya kota-kota di Eropa.
Untuk menjadi kota yang tertata rapi, mesti ada sebuah rencana besar untuk pembangunan kota yang ideal sejak sekarang. Apalagi dana desa dari pemerintah pusat cukup besar untuk membangun infrastruktur demi persiapan mengubah sebuah desa menjadi kota yang berkembang. Perilaku penduduk yang tertib itu memang tidak bisa direkayasa dalam waktu singkat. Untuk itu, mesti ada 'pionir' bagi pembangunan wilayah pedesaan dengan tanggung jawab besar. Mereka adalah para industrialis dengan segala kapasitas yang mereka miliki.
Kaum industrialis ini yang diharapkan menjadi pemimpin di suatu daerah dan mengatur segala tata kelola kewilayahan. Merekalah yang akan berperan penting untuk memanfaatkan setiap potensi lahan yang ada apakah akan menjadi lahan pertanian, areal industri atau permukiman. Para indsutrialis bisa membangun sebuah ikatan 'kepemilikan' yang bisa menggantikan ikatan 'kedaerahan' yang selama ini terjalin.

Manusia sebagai Modal
Para industrialis sudah menyadari bahwa kekayaan mereka tidak terletak pada besar-kecilnya uang yang dimiliki tetapi pada seberapa besar kreatifitas dari para karyawannya. Menolak pertambahan penduduk secara sporadis sama dengan menolak benih-benih kreatif manusia.
Penciptaan kekayaan telah beralih dari uang ke orang—dari modal keuangan ke modal manusia (baik intelektual maupun sosial), yang meliputi semua dimensi. Lebih dari dua per tiga dari nilai tambah yang diberikan oleh produk-produk dewasa ini datang dari "kerja pengetahuan" (knowledge work, suatu kerja yang amat mengandalkan muatan pengetahuan); dua puluh tahun yang lalu hal itu kurang dari sepertiga.

Manusia Pemakmur Bumi
Saya meyakini bahwa di masa depan akan terlahir para agen pembangunan dari bertambahnya penduduk di pedesaan. Hal ini bukanlah pendapat saya belaka, tetapi sudah digariskan oleh Alloh SWT dalam Al-Qur'an Surat Hud (11) ayat 61:

"Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka shaleh. Shaleh berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku Amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)."

Maksudnya, manusia dijadikan penghuni dunia untuk menguasai dan memakmurkan dunia. Untuk itu, ketika terlahir begitu banyak manusia di dunia maka akan banyak pula yang akan memakmurkan dunia ini bukan justru malah merusaknya. Kekhawatiran akan adanya kerusakan di dunia ini bukanlah terletak pada besar-kecilnya jumlah penduduk tetapi bagaimana suatu sistem kehidupan yang mengatur mereka.

Minggu, 08 Mei 2016

Bagian-Bagian Daun

KTMM - Selain batang dan akar, daun pada tumbuhan memiliki peran yang tak kalah penting, berikut penjelasan tentang bagian bagian dan fungsi daun pada tumbuhan.
Daun berada di bagian atas tumbuhan dan menempel di sekitar batang, daun merupakan modifikasi batang dan bagian tubuh tumbuhan yang paling banyak mengandung klorofil. Sehingga kegiatan fotosintesis paling banyak terjadi di daun.
Setiap daun memiliki bentuk dan ukuran tertentu, sehingga dapat melakukan tugas penting dan membuat makanan dengan seefisien mungkin.
Untitled
Selain berfungsi sebagai tempat fotosintesis, daun juga memilik fungsi lain sebagai tempat terjadinya transpirasi atau proses menguapnya air dan organ pernapasan atau respirasi.
Bahkan pada tumbuhan tertentu, daun memiliki fungsi tambahan sebagai alat reproduksi vegatatif.

Bagian Bagian Luar Dan Dalam Daun

  1. Epidermis Daun
Setiap daun memiliki epidermis pada bagian permukaannya, baik permukaan atas (adaksial) dan permukaan bawah (abaksial). Pada umumnya, epidermis bersusun rapat membentuk lapisan yang kompak tanpa ruang interseluler.
Di beberapa tumbuhan sel epidermis memiliki bentuk memanjang, sehingga disebut sel panjang. Pada bagian atas tulang daun terdapat sel pendek yang dibedakan menjadi dua tipe sel, yaitu sel gabus dan silica.
Pada bagian epidermis terdapat mulut daun (stomata) yang dihimpit oleh dua sel penutup, stomata ada yang berada di permukaan atas saja, permukaan bawah saja, dan ada juga yang berada di kedua permukaan atas dan bawah daun.
Selain mulut daun, Epidermis juga memiliki beberapa tambahan bagian yang berada di antara daun, antara lain rambut daun (trikoma) dan sel kipas.
  1. Mesofil Daun (Jaringan dasar)
Mesofil merupakan jaringan yang memiliki sifat parenkim, yang terletak di sebelah dalam epidermis.
Mesofil daun terdiri atas jaringan bunga karang (jaringan spons) beserta jaringan palisade, keduanya mengandung banyak kloropla dan menjadi tempat terjadinya fotosintetis. Jaringan palisade berada di bawah epidermis, namun ada juga hipodermis yang berada di antara jaringan palisade dan epidermis.
Sel bunga karang memiliki bentuk yang beragam, namun sebagian besar hampir menyerupai sel-sel palisade karena ukurannya hampir sama dan memanjang sejajar sesuai arah permukaan daun.
Pada jaringan spons terdapat sel-selnya tidak rapat atau terdapat ruang antar sel, selain itu jaringan spons memiliki kloroplas lebih sedikit dari palisade.
Sel-sel parenkim bunga karang memiliki ciri khas sendiri, yaitu adanya cuping-cuping yang terhubung dengan sel-sel di sebelahnya.
  1. Pembuluh Daun (Berkas Pengangkut Daun)
Pembuluh pada daun terletak pada tulang daun, selain itu pada daun terdapat urat-urat halus yang berfungsi sebagai organ vital yang berfungsi sebagai jalur makanan ke seluruh bagian daun.
Di sekitar pembulu daun, terdapat tulang daun yang berfungsi untuk menguatkan daun. Bukan hanya itu, urat-urat daun juga berperan sebagai kerangka dan penopang daun.
  1. Jaringan Tambahan Daun
Selain epidermis, mesofil, dan pembuluh daun. Daun memiliki Jaringan tambahan antara sel-sel kristal dan kelenjar.

Manfaat dan Keuntungan Pertanian Organik

KTMM - Pertanian organik adalah salah satu sistem bercocok tanam dengan cara holistik dan terpadu, yang mengutamanakan kesehatan, lingkungan, dan produktivitas tanaman secara alami.
Sehingga mampu menghasilkan pangan sehat, serat yang cukup, berkualitas dan berkelanjutan.
Di zaman modern seperti saat ini, banyak masyarakat yang berpendapat jika apa yang dimakan adalah makanan praktis dan instan. Bahkan, terkadang masyarakat tidak tahu jika makanan yang mereka konsumsi banyak menggunakan zat-zat kimia.
Untitled
Namun, dalam beberapa tahun terakhir. Akhirnya, masyarakat mulai mengetahui bahaya makan instan. Sehingga masyarakat mulai beralih ke makan-makanan yang lebih sehat, biasanya di sebut dengan makanan organik.
Makanan organik ini merupakan hasil dari pertanian dengan sistim organik, artinya pertanian organik adalah teknik bercocok tanam yang mengandalkan dan mengutamakan bahan-bahan alami tanpa atau mengurangi penggunaan bahan-bahan kimia.
Sehingga mampu melindungi tanah, udara, makanan, dan makhluk hidup lainnya dari bahaya bahan kimia yang biasa digunakan dalam pertanian konvensional (menggunakan pupuk anorganik).
Melalui teknik rotasi penanaman, pupuk hijau, dan kontrol pestisida biologi. Petani mampu membuat tanah menjadi lebih baik dan menghasilkan tanaman yang sehat dan tahan terhadap  serangga, hama, dan penyakit.
Sehingga tumbuhan yang ditanam menggunakan sistim pertanian organik semakin kaya nutrisi, mineral, mikronutrisi, vitamin hingga antioksidan.  Untuk mengurangi hingga menghindari racun yang berbahaya dalam makanan, alangkah lebih baik menggunakan bahan dari pertanian organik.
Karena akan menjadi makanan jauh lebih baik bagi tubuh kita, sehingga tak diragukan lagi jika semakin banyak masyarakat yang berpaling ke bahan-bahan hasil pertanian organik.

Kelebihan Pertanian Organik

1). Harga jual lebih tinggi
Hasil pertanian organik setidaknya 25-30% lebih tinggi dari pada harga hasil pertanian biasa, sehingga harga yang bagus ini mampu menunjang kehidupan dan ekonomi petani organik.
2). Menghasilkan makanan sehat
Dengan menerapkan pertanian organik, petani akan menghasilkan makanan sehat, aman dan bergizi.
Selain itu, pertanian organik mampu meningkatkan pertumbuhan tumbuhan hingga 65% dan meningkatkan kandungan vitamin C, beta karoten, dan kalium yang lebih tinggi.
3). Biaya operasional lebih rendah
Pupuk anorganik yang beredar di Indonesia biasanya sangat mahal, namun tak perlu dirisaukan petani.
Karena dengan menggunakan pertanian organik, biaya pemeliharaan dan operasional mampu ditekan lebih rendah terutama pada bahan pokok yaitu pupuk dan pestisida.
Karena petani organik tidak perlu mengeluarkan dana untuk membeli pupuk buatan (anorganik), tetapi hanya perlu memanfaatkan kotoran ternak dan sisa hasil panen atau rumput liar sebagai sumber hara.
4). Lingkungan pertanian menjadi sehat
Lingkungan kerja petani menjadi aman dan sehat, karena petani tidak terpapar polusi yang diakibatkan oleh pupuk anorganik dalam produksi pertanian.
5). Memperbaiki dan menjaga Ph tanah.
6). Megurangi limbah pertanian, karena sisa produksi dapat diolah menjadi pupuk organik.
7). Kualitas air tetap terjaga, karena pupuk yang digunakan sangat aman walau digunakan dengan jumlah yang banyak.
8). Meningkatkan populasi mikroorganisme tanah.
9). Tanah selalu terlindungi dengan mulsa organik.
10). Meminimalkan gangguan aktivitas biota tanah karena pengelolaan tanah.
Mikroorganisme tanah dan struktur tanah tidak akan rusak, karena tidak menggunakan bahan kimia.

Bedanya Sistem Pertanian Organik Dan Anorganik

KTMM - Saat ini, bahan-bahan makanan yang berasal dari pertanian organik sedang populer di masyarakat Indonesia.
Maka tak heran, jika sejak dua tahun terakhir banyak sayuran-sayuran, buah-buahan organik yang dijual di pasar tradisional dan pasar modern.
Sebenarnya jika dipelajari, sayuran dan buah organik merupakan hasil dari pertanian organik dengan cara bercocok tanam tanpa menggunakan bahan kimia.
Sehingga mampu menghasilkan bahan pangan yang bergizi tinggi, sehat, tanpa bahan kimia, dan tidak merusak lingkungan disekitar pertanian.
Untitled
Selain itu, masyarakat yang mulai mengutamakan kesehatan dengan mulai memilih bahan pangan organik.
Menjadi faktor penting semakin bertambah petani yang menerapkan sistim pertanian organik, karena dengan banyaknya masyarakat yang lebih memilih bahan pangan organik membuat permintaan bahan pangan organik semakin meningkat dan menjadi ladang bisnis yang menguntungkan bagi petani.
Saat ini pemerintah Indonesia sedang berusaha menerapkan program pangan sehat, untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat menggunakan bahan pangan organik dan menyarankan para petani agar menggunakan teknik pertanian organik dari pada sistem pertanian anorganik (konvensional).
Pada dasarnya, pertanian organik dan anorganik menggunakan teknik yang hampir sama. Namun, yang menjadikan keduanya berbeda adalah penggunaan pupuk. Jika di pertanian organik bahan-bahan dasar yang digunakan bersifat aman dan tidak merusak alam, karena bahan dasar pembuatannya dari alam.
Sedangkan pupuk anorganik lebih banyak menggunakan bahan-bahan yang terbuat dari kimia, sehingga proses panen tanaman lebih cepat.
Perbedaan pertanian organik dan pertanian anorganik dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain ;
  1. Proses Persiapan dan Pemilihan Bibit

Bibit pada pertanian organik berasal dari tanaman alami, namun pada pertanian anorganik bibit berasal dari hasil rekayasa atau persilangan genetik.
  1. Proses Pengolahan Tanah

Pada pertanian Anorganik sebagian besar menggunakan traktor mesin, sehingga tanah menjadi padat dan mengakibatkan organisme tanah mati.
Sedangkan pada pertanian organik  tanah diolah seminimal mungkin, sehingga organime tanah tetap hidup dan memperkecil risiko kerusakan tanah.
  1. Proses Persemaian atau Persiapan Penanaman Bibit

Pertanian organik dilakukan secara alami tanpa pestisida, sedangkan pertanian Anorganik dilakukan dengan pestisida dan bahan kimia.
  1. Proses Penanaman

Pada pertanian organik saat proses penanaman hingga panen menggunakan teknik sejenis Bibit dan tidak ada kombinasi, sementara di pertanian organik terdapat macam-macam jenis tanaman dengan kombinasi tanaman pendamping dan tentunya menggunakan penataan tanaman yang lebih baik dari pertanian organik.
  1. Proses Pengairan

Pertanian organik menggunakan air bersih dan bebas dari bahan kimia untuk pengairan, sedangkan pada pertanian organik menggunakan air yang sudah dicampur dengan pestisida dan bahan kimia untuk menjaga tanaman tetap sehat serta mempercepat pertumbuhan.
  1. Proses Pemupukan

Pertanian anorganik menggunakan pupuk kimia buatan pabrik, sedangkan sebagian besar pertanian organik menggunakan pupuk kandang dan kompos buatan petani sendiri.
  1. Proses Pengendalian Hama dan Penyakit

Pertanian organik menggunakan pestisida dan zat kimia lainnya, sedangkan pertanian organik menggunakan pengendalian dengan manual dan pertimbangan alam.
  1. Proses Panen Produksi

Hasil panen pertanian organik lebih bersih dan sehat untuk dikonsumsi, sementara hasil  pertanian anorganik kurang baik dan kemungkinan sudah tercemar zat kimia.

Sistem Pertanian Organik

Pertanian organik merupakan sistem manajemen produksi yang bertujuan untuk produksi yang sehat dengan menghindari penggunaan kimia berbahan aktif dalam hal ini pupuk kimia maupun pestisida kimia untuk menghindari pencemaran udara tanah dan air juga hasil produksi pertanian pada khususnya. selain itu, pertanian organik juga menjaga keseimbangan ekosistem dan sumberdaya alam yang terlibat langsung dalam proses produksi. 

Manfaat Sistem Pertanian Organik


Sistem pertanian organik memberikan beberapa manfaaat diantaranya adalah: 
1. Tanaman menjadi sehat, bebas dari bahan kimia aktif, residu, baik dari akibat oleh pestisida ataupun pemupukan.
2. Hasil produksi akan lebih sehat.
3. Menjadi pertanian yang mampu menjaga kelestarian alam dan menjaga keseimbangan ekosistem.

Penerapan Sistem Pertanian Organik


sistem pertanian organikSistem pertanian organik adalah mengindari penggunaan sarana pertanian yang berbahan kimia aktif, dan mengguanakan sarana pertanian baik pupuk ataupu pestisida dari organik. Secara garis besar penerapan Sistem pertanian organik adalah :

1. Menggunakan bahan organik untuk kesehatan tanaman.
2. Tidak menggunakan bahan kimia dalam sarana produksi pertanian

Namun menurut beberapa data yang ada, pertanian diindonesia masih sedikit yang menggunakan pertanian organik, kebanyakan petani masih melakukan sistem pertanian konvensional, ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan tentang sistem pertanian organik. Meskipun pemerintah sudah mulai melaksanakan sistem pertanian berkelanjutan yang tujuannya adalah pertanian organik yang memperhatikan aspek kelestarian alam namun program ini belum sepenuhnya terserap oleh petani indonesia. 

Dari segi hasil pertanian indonesia pun demikian, hasil produksi pertanian organik diindonesia masih sedikit dibandingkan dengan hasil yang anorgnik, misalnya dari hasil perkebunan di Indonesia, masih sedikit perkebunan yang menggunakan sistem pertanian organik, sehingga hasil produksinya pun masih sedikit, yang mulai terus berkembang adalah tanaman pangan organik dan hortikultura, meskipun ada beberapa hasil dari pertanian tanaman pangan dan hortikultura yang belum tersertifikasi organik, namun dari penerapan sistem pertanian sudah menggunakan sistem pertanian organik yang diharapkan kedepannya meningkatkan kualitas produksi menjadi benar-benar organik dan juga meningkatkan hasil produksi dari segi kuantitas. 

Penggunaan Pupuk Organik dan Pestisida Organik


Aspek yang perlu diperhatikan dalam sistem pertanian organik adalah pupuk organik dan pestisida organik (nabati), karena dalam sistem pertanian pupuk dan pestisida merupakan sarana produksi yang utama setelah benih. Pengguanaan pupuk organik sangat menentukan arah sistem pertanian kedepannya, menjadi organik atau akan tetep menjadi pertanian konvensional, dalam hal konversi juga penggunaan pupuk organik akan menjadi hal yang perlu diperhatikan, untuk mengembalikan kesuburan tanah volume pupuk organik akan ditambah dengan tujuan untuk menyehatkan tanah dan membebaskan dari unsur residu. 

Selain itu, sangat tidak disarankan sekalipun penggunaan pestisida kimia, yang nantinya akan kembali merusak keberlangsungan pertanian organik, disarankan dalam pengendalian hama mengguanakan pestisida nabati atau pestisida organik. 

Sabtu, 07 Mei 2016

PROSPEK BISNIS PEMBESARAN SIDAT/BELUT

KTMM - Salam Tani  !! Dalam budidaya tanaman, ternak maupun ikan pasti kita harus menghitung analisa usaha taninya. Hasil produksi dikalikan harga jual lalu dikurangi modal usaha akan kita dapatkan rumus keuntungan. Pasti kita akan tergiur untuk memeliharanya ketika mendengar harga jual ikan sidat/belut yang sangat tinggi yaitu sekitar Rp.180.000 dulu bahkan pernah mencapai Rp.300.000 an/ kg. Akan tetapi tahukah anda berapa biaya yang dibutuhkan untuk usaha tani sidat/belut ini ? Juga berapa waktu yang dibutuhkan untuk membesarkan sidat sehingga siap konsumsi ?

Sebelum kita terjun langsung untuk membudidayakan ikan sidat/belut tersebut pastinya kita akan mencari informasi yang sebanyak-banyaknya tentang cara budidaya ikan ini. Menurut kami dalam mencari informasi tersebut kita tentunya juga tidak bisa menutup mata tentang kendala yang akan kita hadapi, sehingga bukan hanya manisnya saja yang kita ketahui. Paling tidak jika kita mengetahui kendala-kendala tersebut kita akan waspada dan lebih jeli dalam berbudidaya ikan sidat/belut tersebut.

Sidat/belut merupakan salah satu jenis ikan air tawar. Ikan ini memiliki bentuk fisik yang panjang dengan kulit berwarna hitam sedikit coklat dan teksturnya yang licin berlendir.

Saat ini komoditi ikan sidat/belut di Indonesia tergolong cukup baik. Permintaan ikan sidat/belut dunia semakin hari juga semakin menunjukkan progres yang tinggi, utamanya di negeri sakura Jepang. Pasalnya, di Jepang ikan sidat/belut merupakan salah satu menu makanan pokok yang biasa dikonsumsi sehari-hari.

Sedangkan di Jepang sendiri, untuk mendapatkan yang namanya ikan sidat/belut sudah lumayan sulit. Menurut informasi yang di dapat bahwa saat ini negara Jepang hanya bisa memenuhi 30 persen kebutuhan ikan sidat yang dikonsumsi masyarakatnya. Sedangkan sisanya mengandalkan pasokan ikan impor dari negara-negara lain tak terkecuali Indonesia.

Namun sayang, menurut informasi yang kami peroleh sidat/belut ini belum  bisa diternak/breeding (dikawinkan sampai menghasilkan anak). Sehingga jika kita akan melakukan budidaya sidat, benihnya hanya merupakan hasil penangkapan.


Selain itu pemeliharaan ikan sidat/belut juga memerlukan waktu yang lama, dari benih seberat 50 gram sampai seberat 250 gram (layak jual) membutuhkan waktu sekitar 8 bulan. Apakah mungkin itu karena pengaruh suhu udara didaerah beji yang relatif dingin sehingga memperlambat pertumbuhan sidat/belut ? mungkin itu perlu di teliti lebih jauh.

Yang paling utama menjadi kendala budidaya pembesaran sidat/belut adalah harga pakan yang sangat mahal, karena konon katanya sidat/belut memerlukan makanan yang tinggi protein. Sehingga perlu dicari alternatif pakan ikan sidat/belut ini yang harganya murah.

Memang kalau hanya melihat harga jual sidat/belut siap konsumsi yang sangat mahal pasti kita akan sangat tergiur untuk memeliharanya.

Informasi yang kami tulis ini bukan untuk menakut-nakuti atau menghalangi keinginan pembaca untuk membudidayakan ikan sidat/belut, tetapi semata-mata hanya untuk sebagai bahan pertimbangan sebelum rekan-rekan mulai budidaya sidat/belut. Karena kalau saya baca baik lewat media cetak maupun internet, banyak buku dan seminar yang sedang menjual manisnya budidaya sidat tanpa memberikan gambaran pahitnya.

Jumat, 06 Mei 2016

Konfigurasi Teknologi Biodigester - Piroliser - Komposter - Gasifier [ BiophoskkoGas] Menjaga Siklus Organik Dalam Pengolahan Sampah

KTMM - Konversi material sampah, limbah dan biomassa menjadi produk baru yang memberi manfaat secara ekonomi, sosial dan lingkungan pada ragam teknologi (multi teknologi) dan multi skala. Biodigester, Piroliser,Komposter, Gasifier [Biophos_kkoGas], dalam berbagai konfigurasinya memberikan bukti bagi efektifitas dan efisiensi serta tercapainya mekanisme pembangunan bersih CDM (Clean Development Mechanism) pengelolaan limbah, sampah dan biomassa.
Berdasar pencermatan atas ragam teknologi pengolahan sampah di berbagai negara, hampir dapat disimpulkan bahwa mazhab di negara-negara Anglo Saxon (Eropa) dan Amerika, sejalan kebutuhan di masyarakat yang bertumbuh industrinya adalah konversi sampah (waste to energy) bagi pembangkitan (generator) listrik.  Pengolahan sampah jenis organik, melalui biodigester skala besar (bagi perolehan bahan bakar methan/ biogas), sementara jenis an-organik dikonversi menjadi tenaga listrik melalui teknologi gasifikasi menghasilkan bahan bakar H2 dan CO (syn gas).
Konversi tiap 1 m3 Biogas Menjadi 2.93 KWH Listrik
Berbeda dengan itu, Asia dan khususnya berkiblat ke negara Jepang, lebih mengandalkan pada pembangkitan listrik dari sampah melalui alternator dan turbin. Dengan itu, konversi sampah menjadi energi (waste to energy) di Jepang, China, dan Singapura memiliki arah berbeda dengan Eropa dan Amerika, teknologi pembakaran (insenerator). Pemanasan boiler menghasilkan uap dan selanjutnya menggerakkan turbin. Teknik pembakaran (insenerator) ini pernah populer walaupun, masa kini, banyak melahirkan kritik para penggiat lingkungan. Termusnahkan dengan pembakaran bersama material plastik dan biomassa lainnya, terputusnya siklus materi organik untuk kembali menjadi nutrisi kepada alam dan pertanian. Padahal, seperti diketahui, bagi negara sedang berkembang, komposisi terbesar sampah kota adalah jenis organik (biowaste) tersebut.
Teknologi terlahir dari ikhtiar manusia memenuhi kebutuhan pada kondisi dan masanya. Bagi negara maju, khususnya dalam penyediaan pangan perkotaan, pertanian telah menyediakan bahan pangan tanpa limbah dibawa ke pusat konsumsi (perkotaan). Seperti standar di supermarket, bahan pangan disediakan dalam kemasan (makanan dan minuman kaleng, siap saji dan siap konsumsi). Dengan demikian jenis sampah kota akan didominasi kertas, styrofoam, kaleng, plastik/ srink dan karton. Jenis sampah kering ini tentu saja sangat efisien ketika dijadikan energi melalui gasifikasi menghasilkan Syn Gas. Kandungan H2 dan CO pada Syn Gas efektif bagi pemenuhan bahan bakar pembangkit panas (burner) maupun generator berdaya besar.

Demikian juga ketika pertanian di negara maju menyelenggarakkan handling pangan (sortasi, gradding dan packing) di sumber produksi, limbah pertanian skala besar akan berada di pusat produksi (sentra pertanian) dan itu akan sangat relevan serta efisien memanfatkan teknologi komposter serta biodigester . Karenanya dapat kita lihat pemandangan di berbagai negara maju terdapatnya reaktor biodigester skala besar ( ribuan m3) sebagai penyedia biogas dalam pembangkit listrik tenaga biomassa dan pupuk organik, berada di perdesaan dan sentra pertanian. 
Lihat perbandingan negara maju dan berkembang akan komposisi sampah ( tabel 1)

Komposisi Jenis Sampah di Berbagai Negara Memperlihatkan adanya Hubungan antara Tingkat Kemajuan Peradaban dengan Prosentasi  Jenis Sampah
METODA BIODIGESTER- PIROLISER- KOMPOSTER- GASIFIER [ BIOPHOS_KKOGAS]

Berbeda dengan negara maju, bagi Indonesia dan negara sedang berkembang, komposisi organik nampak mendominasi komposisi sampah domestik. Belum berkembangnya penanganan panen (sortir, grading dan pengemasan) di sentra pertanian, sampah dan limbah terbawa bahan pangan ke pusat konsumsi perkotaan. Dan, ditambah dengan rendahnya  perilaku serta jadi makin sulitnya kegiatan pemilahan dari aneka material tercampur jenis organik yang cepat membusuk (perishable), makin menambah sulitnya penyelesaian sampah kota. Keberadaan jenis sampah organik di perkotaan adalah perbedaan mendasar Indonesia dibanding negara maju diatas. Diketahui, jenis organik adalah penyebab masalah utama sampah itu sendiri yakni menimbulkan bau, menghasilkan air lindi dan, selanjutnya, menyulitkan ikhtiar pemilahan di sumbernya.

Mengadopsi mutlak teknologi luar tanpa penyesuaian dengan kondisi lokal (reserve) tentu akan sangat beresiko. Karakter dan komposisi sampah Indonesia memerlukan konfigurasi teknologi berbeda dibanding di negara maju. Penyusunan konfigurasi aneka teknik teknologi konversi berdasar jenis dan volume sampah masing2 menjadi sangat penting. Setiap skala dan karakteristik sampah memiliki kebutuhan teknologi dan penanganan (handling) berbeda antara satu dan lainnya. Guna memperkaya khazanah berbagai pihak terkait kewenangan pengolahan sampah di Indonesia dan negara sedang berkembang pada umumnya, berikut dikenalkan metoda Biophos_kkoGas.
Tahapan Pemilahan dengan Conveyor dan Mesin Magnetic Separator dikombinasi Tenaga Manusia (Manual)
Tahap  Menyiapkan Aneka Jenis Sampah AnOrganik dan Biomassa Kering dengan Mesin Penggiling dan Penghancur Schredder Machine Guna Menghasilkan Densitas dan Kepadatan Massa Bagi Pembangkitan Energi Panas Gasifikasi
Konfigurasi Biophos_kkogas sangat ditentukan oleh skala dan karakter sampah target. Secara umum, bagi kondisi sampah (domestik) Indonesia dan negara sedang berkembang pada umumnya akan diperlukan :

Conveyor pemilah dan pemisah logam (magnetic separator) memegang peranan penting bagi perolehan sampah per jenisnya sehingga menentukan pilihan teknologi konversi berikutnya

Mesin Penggiling dan Penghancur (Schedder Machine), Pencacah Organik dan Pencacah Plastik (Chruser) menyiapkan aneka jenis sampah anorganik dan biomassa kering menghasilkan densitas dan kepadatan massa bagi pembangkitan energi panas melalui proses gasifikasi, pirolisis dan biodigester. 
Biodigeter, teknik pembangkitan biogas pada reaktor pencerna kedap udara ( metoda dry dan wet) dengan bantuan mikroba sebagai aktivator pembangkit methan, terbukti efektif mentuntaskan material mudah terurai (degradable) dan mudah membusuk (perishable). Dalam kelompok ini termasuk sampah domestik seperti sisa makanan, limbah dan biomassa segar di perkotaan, gulma kebun, gulma perairan, sisa pengolahan industri hasil pertanian maupun tumbuhan sisa panen pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan dan kehutanan

Biodigester Skala Besar di Pertanian Negara Maju ( Sortasi, Gradding, Packaging) terlihat di sentra-sentra Produksi Pertanian. Teknik Dry dan Wet Biodigester sangat efektif mengkonversi musnah sampah ( foodwaste, bahan makanan) dan limbah pertanian
Piroliser, alat bagi berjalannya teknik termo kimia pirolisis mengubah materi padat menjadi fasa gas melalui proses dekomposisi kimia bahan organik dengan pemanasan tanpa atau sedikit oksigen atau reagen lainnya, di mana material mentah akan mengalami pemecahan struktur kimia menjadi fase gas, selanjutnya di kondensasi akan menjadi fasa cair (minyak).

Konversi Musnah Sampah Plastik, Karet dan Ban Melalui Pirolisis Menghasilkan BBM Sintetik Memberi Kontribusi Besar Bagi Penyediaan Bahan Bakar Terbarukan Dalam Menggerakkan Engine, Truk Angkutan, Penerangan dan pembangkit Listrik Umumnya

Komposter, alat dalam proses dekomposisi dibantu oleh (aktivator) mikroba yang mengurai materi tanaman, air dan keberadaan oksigen (aerasi) yang tepat secara teratur mengubah materi organik menjadi cairan dan kompos padat.

Teknik Rotary Kiln Composter dalam Konversi Cepat dan Murah Jenis Organik.
Gasifier, alat yang melakukan proses gasifikasi yakni proses yang mengubah bahan bakar organik atau fosil berbasis bahan karbon menjadi karbon monoksida (CO), hidrogen (H2) dan karbon dioksida (CO2). Hal ini dicapai dengan mereaksikan bahan pada suhu tinggi (700 ° C), tanpa pembakaran, dengan jumlah yang terkontrol oksigen dan / atau uap. Pilihan keluaran proses gasifikasi dapat dimanfaatkan tergantung kebutuhan, menghasilkan bahan bakar Syn Gas bagi generator pembangkit listrik atau panas (burner). Dengan pembakaran kedua atas Syn Gas (H2,CO) dilakukan dalam reaktor akan dihasilkan panas tinggi bagi reaksi pirolisis.  
Proses Gasifikasi atas Sampah dan Biomassa Kering sangat mendukung bagi efisiennya penyediaan energi kalor dalam Menghasilkan Panas Bagi Proses Pirolisis
Mesin Pupuk Organik Granul (POG), keluaran material baru dengan skala terbesar sampah kota Indonesia adalah kompos hasil konversi sampah organik. Jenis ini dapat dimanpatkan, dipadatkan densitas dan disajikan disesuaikan dengan kebutuhan dan permintaan pasar. Permintaan sektor ekonomi pertanian dan perkebunan akan bentuk pupuk organik granul (POG), hasil proses granulasi dan pemadatan, sementara bagi kepentingan reklamasi lahan bekas tambang diaplikasi bentuk serbuk (powder).

Proses Granulasi Kompos Padat menjadi POG
Berbagai alat teknologi dalam membentuk konfigurasi BiophoskkoGas tersebut dapat dipilih didasarkan pada tujuan konversi serta target volume yang direncanakan. Salah satu konfigurasi dengan ini dikenalkan pilihan teknologi dan estimasi biaya Sarana Pengolahan Sampah Biophos_kkogas WTE 350 T

KONFIGURASI PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU SKALA 350 TON/ HARI
Pada tabel 2 berikut disampaikan konfigurasi pengolahan sampah skala 350 ton/ hari bagi mekanisme bersih zero waste suatu Depo Sampah, Stasiun Peralihan Antara SPA atau Intermediate Treatment Facility (ITF) kota Metropolitan, Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST), Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) skala besar dan Tempat Pembuangan Sampah Ahir (TPA) Kota Kecil.

Conveyor Semi Manual menggabungkan Mesin ( Magnetic Separator ) dan Tenaga Manusia
Pada kasus skala 350 ton sampah di Indonesia per hari, dengan mengacu pada pengalaman dan data hasil beberapa penelitian (lihat tabel komposisi sampah DKI Jakarta, 2005) setelah dilakukan pemilahan semi manual kombinasi tenaga manusia dan pemisah logam (magnetic separator) dalam conveyor pemilah sampah (CPS), sampah kota dapat diklasifikasikan memiliki komposisi jenis organik 65 %, biomassa kering 20 %, plastik ( PE,PP, PS) 7.3 %, jenis plastik khusus PET 0,51 % serta 1,4 % ban dan 2,9 % karet (kabel, sol sepatu, dll) serta logam kaca.

Merujuk data komposisi sampah di berbagai daerah Indonesia, perolehan dari hasil pemilahan pada conveyor dengan tenaga manusia dan pemilah logam (magnetic separator) dari 350 ton sampah akan diperoleh 227 ton organik, 70 ton biomassa kering (kayu, kertas, kain), 25,5 ton jenis plastik lain (PS, PP,PE) dan 15 ton jenis ban, karet serta sisanya jenis plastik PET, logam dan kaca.  Perolehan hasil pemilahan, setelah dilakukan mesin pencacah organik dan mesin pencacah penggiling dan penghancur karet dan plastik (schredder machine) adalah bahan baku bagi biodigester (wet process), pirolisis, komposter dan gasifier.

Estimasi bagian terbesar hasil pemilahan conveyor dan pemisah logam (magnetic separator) dari 350 ton/ hari sampah kota (municipal waste) 227.5 ton jenis organik (biowaste) diinput langsung tanpa dilakukan pencacahan kedalam Biodigester Proses Kering (Dry Fermentation) Jenis sampah kota dengan karakter basah dan membusuk (termasuk air lindi) diinput kedalam Biodigester Fermentasi Basah, demikian seterusnya biomassa kering ke proses gasifikasi, plastik (Non PET) ke pirolisis. Keberadaan plastik jenis PET pada sampah kota, dengan berkembangnya industri daur ulang plastik sudah tereduksi di sumber awal, guna menyelesaikan sisa kegiatan pemulung dapat dilakukan pencacahan menjadi bijih plastik dengan mesin pencacah plastik kapasitas tinggi. 

Output harian dari proses teknologi tersebut diantaranya energi panas keluaran gasifier yang dihabiskan bagi proses pirolisis penghasil minyak bakar ( BBM Sintetik) serta, supplai panas proses calorie fire (heat transfer) kepada fermentasi organik dalam biodigester (anaerobic digestion). Perolehan biogas adalah bahan bakar generator pembangkitan energi listrik penyedia daya bagi bekerjanya mesin (stasioner) seperti conveyor, mesin pencacah aneka material (crusher and schredder) maupun listrik bagi sarana perkotaan (monorel). Demikian pula perolehan dari reaktor pirolisis kapasitas besar per batch berupa minyak bakar (heavy oil) di aplikasi langsung bagi bekerjanya engine dan generator (stasioner). Sementara BBM Sintetik setara kerosine, solar dan bensin hasil destilasi lanjutan (refinary) dengan mesin destilator dapat digunakan bahan bakar pada mesin bergerak (mobile engine) seperti truk angkutan sampah.
Berikut hasil study literatur menunjukkan, konfigurasi Biophos_kkogas memberi jaminan pada neraca kecukupan energi (energy balance) bagi berjalannya proses pengolahan sampah kota dengan output (netto) perolehan bahan bakar (BBM Sintetik, Syn Gas, Biogas) dan listrik dari konversi bahan anorganik serta, kompos (granul, serbuk, cair) hasil konversi dari jenis sampah organik.  Mekanisme bersih (zero waste) pengolahan sampah kota dengan output netto kompos akan sejalan dengan prinsip nir sampah (zero waste) bagi berlangsungnya siklus nutrisi organik.    
Pembangkitan energi listrik dari keresediaan bahan bakar (biogas, Syn Gas) dapat dipilih disesuaikan dengan Neraca Energi dan perhitungan atas kebutuhan (KWH) dan keperluan beban terpasang. Ketika terdapat kesesuaian dengan mekanisme Feed in Tariff dengan PLN, terdapat pilihangenerator biogas mulai 5 KW hingga 1.200 KW/ 1.2 MW. Pilihan lain dari penggunaan tenaga listrik sampah tanpa kerumitan prosedur dengan PLN bisa digunakan guna daya kereta listrik.

SKEMA PROSES PENGOLAHAN

Konfigurasi besaran skala berbagai teknologi didasarkan pada jumlah per jenis sampah akan memberikan peran pada besaran tingkat pengembalian investasi, berlangsungnya mekanisme bersih (CDM) maupun luasan lahan diperlukan. Sebagai misal, pada tabel 3, diperlihatkan besaran 350 ton sampah kota dengan komposisi diatas, perolehan (output) materi akan memberi efektifitas dan efisiensi pada sistem keseluruhan.

Perolehan minyak bakar ( BBM Sintetis) dari proses pirolisis adalah bahan bakar bagi generator penyedia daya listrik peralatan dan penerangan maupun bahan bakar truk pengangkut sampah. Demikian juga output biogas dari biodigester, setelah dimurnikan Methan Purifier dan dikompresi oleh Oilles Compressor dalam tabung bertekanan, adalah bahan bakar bagi kendaraan angkutan (mobile engine). Demikian juga kebutuhan energi panas bagi proses pirolisis akan sepenuhnya dipenuhi oleh proses gasifikasi atas jenis biomassa dan sampah kering ( kayu, kertas, kain perca) dalam reaktor gasifier.
     
Pengertian mekanisme bersih dalam metoda Biophos_kkogas bukan sama sekali tanpa materi keluaran sistem. Kendati sebagian materi ( plastik, ban, karet, biomassa dan sampah kering) akan terkonversi musnah menjadi energi, dalam metoda Biophos_kkogas ini tetap dipertahankan kelangsungan siklus materi organik sebagai nutrisi bagi perbaikan tanah pertanian. Perolehan kompos adalah keniscayaandari proses fermentasi (an-aerobik) biodigester ( dry and wet) maupun dekomposisi (proses aerobik) sampah organik dalam komposter. Pada kondisi pemanfaatan kompos dilakukan dalam area sama di lokasi pengolahan sampah, misalnya dengan membangun pertanian kota (urban farming), perolehan akhir tempat pengolahan sampah terpadu (TPST, ITF, SPA, TPA) adalah bahan pangan (ikan, sayuran dan tanaman lainnya). Namun jika atas pertimbangan besarnya biaya lahan (mahal), kompos akan menjadi proporsi terbesar yang harus disalurkan ke luar lokasi pengolahan sampah kota, yakni dikembalikan ke sentra penghasil bahan makanan di perdesaan (pertanian) maupun program reklamasi pertambangan dan kehutanan.

PENERIMA MANFAAT DAN KEUNGGULAN

Penemuan metoda Biophos_kkogas bagi terselenggaranya mekanisme bersih (zero waste) pengolahan sampah kota akan memberi kontribusi bagi penyelesaian masalah sampah perkotaan dengan tetap memenuhi kelayakan teknik, ekonomi, sosial dan lingkungan. Besarnya perolehan biogas (CH4), Syn Gas (H2,CO) dan minyak bakar (heavy oil) sebagai subtitusi atas penggunaan energi (BBM) akan sangat berperan dalam mereduksi biaya pengolahan sampah. Demikian pula dengan konfigurasi Biophos_kkogas berorientasi konversi musnah akan mengurangi penggunaan lahan seiring dengan makin sulit dan mahalnya harga, khususnya di lokasi terdekat dengan sumber sampah di perkotaan.

Secara sosial, dengan prinsip konversi berbasis pada karakter material per jenis akan sejalan dengan peraturan perundangan pemilahan sampah. Pada kondisi sukses gerakan pemilahan berdasar jenis, konfigurasi teknologi Biodigester- Pirolisis- Komposter- Gasifier (Biophos_kkogas) tetap relevan. Terlebih dari aspek lingkungan, prinsip "one character, one technology process" akan memberi sumbangan pada penghematan BBM fosil (solar dan listrik PLN) serta pengembalian nutrisi organik kepada alam.    
Penerima manfaat dari metoda Biophos_kkogas adalah para sponsor proyek baik pemerintah kota dan kabupaten sebagai pemegang kewenangan sesuai UU No 18/2008 maupun para mitra pemerintah ( investor) khususnya yang terkait dengan pengolahan sampah di tempat pengolahan sampah (TPA), SPA, ITF, penyelenggara tempat pengolahan sampah terpadu (TPST). Penyusunan estimasi investasi dan konfigurasi teknologi mekanisme bersih (zero waste) dalam pengolahan sampah skala kota bagi kondisi sampah ini diharapkan membantu para perencana pembangunan yang berkaitan dengan perencanaan tata ruang kota, perencanaan lingkungan hidup, kebersihan, sanitasi lingkungan dan kesehatan serta persampahan perkotaan (*)