Sabtu, 07 Mei 2016

PROSPEK BISNIS PEMBESARAN SIDAT/BELUT

KTMM - Salam Tani  !! Dalam budidaya tanaman, ternak maupun ikan pasti kita harus menghitung analisa usaha taninya. Hasil produksi dikalikan harga jual lalu dikurangi modal usaha akan kita dapatkan rumus keuntungan. Pasti kita akan tergiur untuk memeliharanya ketika mendengar harga jual ikan sidat/belut yang sangat tinggi yaitu sekitar Rp.180.000 dulu bahkan pernah mencapai Rp.300.000 an/ kg. Akan tetapi tahukah anda berapa biaya yang dibutuhkan untuk usaha tani sidat/belut ini ? Juga berapa waktu yang dibutuhkan untuk membesarkan sidat sehingga siap konsumsi ?

Sebelum kita terjun langsung untuk membudidayakan ikan sidat/belut tersebut pastinya kita akan mencari informasi yang sebanyak-banyaknya tentang cara budidaya ikan ini. Menurut kami dalam mencari informasi tersebut kita tentunya juga tidak bisa menutup mata tentang kendala yang akan kita hadapi, sehingga bukan hanya manisnya saja yang kita ketahui. Paling tidak jika kita mengetahui kendala-kendala tersebut kita akan waspada dan lebih jeli dalam berbudidaya ikan sidat/belut tersebut.

Sidat/belut merupakan salah satu jenis ikan air tawar. Ikan ini memiliki bentuk fisik yang panjang dengan kulit berwarna hitam sedikit coklat dan teksturnya yang licin berlendir.

Saat ini komoditi ikan sidat/belut di Indonesia tergolong cukup baik. Permintaan ikan sidat/belut dunia semakin hari juga semakin menunjukkan progres yang tinggi, utamanya di negeri sakura Jepang. Pasalnya, di Jepang ikan sidat/belut merupakan salah satu menu makanan pokok yang biasa dikonsumsi sehari-hari.

Sedangkan di Jepang sendiri, untuk mendapatkan yang namanya ikan sidat/belut sudah lumayan sulit. Menurut informasi yang di dapat bahwa saat ini negara Jepang hanya bisa memenuhi 30 persen kebutuhan ikan sidat yang dikonsumsi masyarakatnya. Sedangkan sisanya mengandalkan pasokan ikan impor dari negara-negara lain tak terkecuali Indonesia.

Namun sayang, menurut informasi yang kami peroleh sidat/belut ini belum  bisa diternak/breeding (dikawinkan sampai menghasilkan anak). Sehingga jika kita akan melakukan budidaya sidat, benihnya hanya merupakan hasil penangkapan.


Selain itu pemeliharaan ikan sidat/belut juga memerlukan waktu yang lama, dari benih seberat 50 gram sampai seberat 250 gram (layak jual) membutuhkan waktu sekitar 8 bulan. Apakah mungkin itu karena pengaruh suhu udara didaerah beji yang relatif dingin sehingga memperlambat pertumbuhan sidat/belut ? mungkin itu perlu di teliti lebih jauh.

Yang paling utama menjadi kendala budidaya pembesaran sidat/belut adalah harga pakan yang sangat mahal, karena konon katanya sidat/belut memerlukan makanan yang tinggi protein. Sehingga perlu dicari alternatif pakan ikan sidat/belut ini yang harganya murah.

Memang kalau hanya melihat harga jual sidat/belut siap konsumsi yang sangat mahal pasti kita akan sangat tergiur untuk memeliharanya.

Informasi yang kami tulis ini bukan untuk menakut-nakuti atau menghalangi keinginan pembaca untuk membudidayakan ikan sidat/belut, tetapi semata-mata hanya untuk sebagai bahan pertimbangan sebelum rekan-rekan mulai budidaya sidat/belut. Karena kalau saya baca baik lewat media cetak maupun internet, banyak buku dan seminar yang sedang menjual manisnya budidaya sidat tanpa memberikan gambaran pahitnya.

1 komentar: